BUAH KESABARAN FAZEH
Miris memang melihat anak bungsuku menaiki sepeda roda tiga yang sudah rusak dan berkarat, tapi mau apalagi karena untuk membelikan sepeda baru seperti anak-anak tetangga belum punya cukup uang. Tapi aku bangga dengan anak-anakku, karena walaupun semua teman-temannya memiliki sepeda roda dua baru, dia cukup tabah tidak lantas merengek minta dibelikan.
Bahkan dengan percaya diri Fazeh tetap ikut bermain sepeda bersama teman-temannya menaiki sepeda roda tiga bututnya, sementara anak-anak yang lain menaiki sepeda roda dua baru. Terkadang iba rasanya manakala mendapati Fazeh memandangi teman-temannya menaiki sepeda baru sementara dia hanya menaiki sepeda roda tiga bekas yang sudah rusak dan berkarat.
Namun kesabarnnya diuji kembali, sepeda bututnya bertambah rusak karena roda belakangnya patah akibat terpelanting dan tidak dapat dinaiki lagi. Sambil menangis selain merasakan sakit juga menangisi sepedanya tidak dapat digunakan lagi. Malam hari suhu badannya sempat meninggi dan ibunya jadi cemas. Namun yang menjadikan aku terenyuh dengan mengiba Fazeh minta dibelikan sepeda baru.
Kemarin, pergilah aku ke toko sepeda tanpa memberitahu istriku untuk memilihkan dan membelikan sepeda roda dua untuk Fazeh sebagai hadiah dari kesabarannya selama ini. Dia sangat senang ketika menyadari sepeda yang aku belikan itu untuknya. Selama ini aku beranggapan ia belum bisa mengendarai sepeda roda dua, karena selama ini ia hanya bisa menaiki sepeda roda tiga bututnya. Hari itu juga ia belajar menaiki sepeda barunya dan ternyata Fazeh sudah cukup mahir.
Bahkan dengan percaya diri Fazeh tetap ikut bermain sepeda bersama teman-temannya menaiki sepeda roda tiga bututnya, sementara anak-anak yang lain menaiki sepeda roda dua baru. Terkadang iba rasanya manakala mendapati Fazeh memandangi teman-temannya menaiki sepeda baru sementara dia hanya menaiki sepeda roda tiga bekas yang sudah rusak dan berkarat.
Namun kesabarnnya diuji kembali, sepeda bututnya bertambah rusak karena roda belakangnya patah akibat terpelanting dan tidak dapat dinaiki lagi. Sambil menangis selain merasakan sakit juga menangisi sepedanya tidak dapat digunakan lagi. Malam hari suhu badannya sempat meninggi dan ibunya jadi cemas. Namun yang menjadikan aku terenyuh dengan mengiba Fazeh minta dibelikan sepeda baru.
Kemarin, pergilah aku ke toko sepeda tanpa memberitahu istriku untuk memilihkan dan membelikan sepeda roda dua untuk Fazeh sebagai hadiah dari kesabarannya selama ini. Dia sangat senang ketika menyadari sepeda yang aku belikan itu untuknya. Selama ini aku beranggapan ia belum bisa mengendarai sepeda roda dua, karena selama ini ia hanya bisa menaiki sepeda roda tiga bututnya. Hari itu juga ia belajar menaiki sepeda barunya dan ternyata Fazeh sudah cukup mahir.
Post a Comment