PENGINGAT JIWA
Dalam kitab Tanwirul Qulub dijelaskan bahwa jiwa manusia pada asalnya adalah ‘lathifah Rabbaniyah’ dan dekat sekali hubungannya dengan Allah. Selalu memuja dan memuji serta bertasbih, yang diketahuinya hanyalah Allah semata-mata. Akan tetapi setelah jiwa itu berhubungan dengan jasad, barulah jiwa itu mengerti bahwa ada yang lain (aghyar) lagi selain Allah. Di sinilah titik awal dari apa yang disebut ‘lupa’. Lupa terhadap keaslian dirinya sebagai lathifah Rabbaniyah. Lupa terhadap tugas yang harus diembannya. Hal ini disebabkan ka’inat/aghyar (segala sesuatu yang selain Allah) yang baru diketahuinya itu telah mampu menguasai jiwanya, melekat pada lensa mata hatinya. Di sinilah perlunya peringatan yang dibawa oleh para Rasul.
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-Dzariyat: 55)
Melaksanakan apa yang diingatkan oleh Rasulullah, berupa larangan dan perintah, merupakan pembersih hati, jiwa dan perasaan yang paling tepat dan paling berguna. Jiwa akan kembali menjadi bersih dan suci dan dapat menyaksikan Al-Haqq seperti dahulu. Dapat pula menyaksikan ‘Arasy, Kursiy dan lainnya yang berada dalam alam malakut.
Syaikh Ahmad ibnu ‘Atho-illah berkata dalam Al-Hikam, “Bagaimana hati akan cemerlang, sedang gambaran dari semua keadaan terlalu lekat pada lensa mata hatinya, atau bagaimana mungkin akan bisa menuju Allah sedang dia sendiri menjadi tunggangan nafsu syahwatnya?”
Islam mengajarkan kita untuk beribadah yang juga berfungsi mendidik jiwa agar tidak ditunggangi hawa nafsu. Islam juga mengajarkan kita akhlaq yang dapat menepis awan kebendaan yang menghalangi hamba dari memandang Allah dan alam malakut. Ajaran Islam membimbing manusia untuk memurnikan ruh hingga menjadi ruh murni yang mengenal haqiqat dirinya dan menyaksikan Wujud Allah Al-Haqq.
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Shalat mengajarkan kita untuk khusyu', fokus kepada Allah dan melupakan yang lain. Membersihkan ruh dari yang selain Allah. Orang-orang yang khusyu' akan dapat menemui Tuhannya. Namun kebanyakan kita sholat dalam keadaan tidak khusyu'. Ini menunjukkan bahwa ruh kita masih terlalu asyik dengan yang selain Allah. Kita masih harus lebih banyak lagi menyebut Namanya agar hanya Dia yang ada dalam diri kita. Sehingga ruh kita menjadi murni dari yang selain Allah.
Ketika ruh telah menjadi murni, maka sirnalah tubuhnya yang fana dari pandangannya bersamaan dengan sirnanya alam dunia. Tersadarlah ia seperti tersadarnya seseorang dari mimpinya. Maka ia melihat alam yang lebih nyata, alam malakut. Ketika ruhnya bertambah murni, ia akan melihat Allah ‘Azza wa Jalla.(Free Hot article)
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-Dzariyat: 55)
Melaksanakan apa yang diingatkan oleh Rasulullah, berupa larangan dan perintah, merupakan pembersih hati, jiwa dan perasaan yang paling tepat dan paling berguna. Jiwa akan kembali menjadi bersih dan suci dan dapat menyaksikan Al-Haqq seperti dahulu. Dapat pula menyaksikan ‘Arasy, Kursiy dan lainnya yang berada dalam alam malakut.
Syaikh Ahmad ibnu ‘Atho-illah berkata dalam Al-Hikam, “Bagaimana hati akan cemerlang, sedang gambaran dari semua keadaan terlalu lekat pada lensa mata hatinya, atau bagaimana mungkin akan bisa menuju Allah sedang dia sendiri menjadi tunggangan nafsu syahwatnya?”
Islam mengajarkan kita untuk beribadah yang juga berfungsi mendidik jiwa agar tidak ditunggangi hawa nafsu. Islam juga mengajarkan kita akhlaq yang dapat menepis awan kebendaan yang menghalangi hamba dari memandang Allah dan alam malakut. Ajaran Islam membimbing manusia untuk memurnikan ruh hingga menjadi ruh murni yang mengenal haqiqat dirinya dan menyaksikan Wujud Allah Al-Haqq.
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Shalat mengajarkan kita untuk khusyu', fokus kepada Allah dan melupakan yang lain. Membersihkan ruh dari yang selain Allah. Orang-orang yang khusyu' akan dapat menemui Tuhannya. Namun kebanyakan kita sholat dalam keadaan tidak khusyu'. Ini menunjukkan bahwa ruh kita masih terlalu asyik dengan yang selain Allah. Kita masih harus lebih banyak lagi menyebut Namanya agar hanya Dia yang ada dalam diri kita. Sehingga ruh kita menjadi murni dari yang selain Allah.
Ketika ruh telah menjadi murni, maka sirnalah tubuhnya yang fana dari pandangannya bersamaan dengan sirnanya alam dunia. Tersadarlah ia seperti tersadarnya seseorang dari mimpinya. Maka ia melihat alam yang lebih nyata, alam malakut. Ketika ruhnya bertambah murni, ia akan melihat Allah ‘Azza wa Jalla.(Free Hot article)
Labels: menasehati hati, umum
Post a Comment