Belajar Qur'an sejak dini
"Belajar di waktu kecil bagaikan melukis di atas batu, belajar di waktu besar laksana melukis di atas air". Ungkapan tersebut menyiratkan betapa belajar di masa kanak-kanak akan lebih mudah mendarah daging daripada belajar ketika sudah dewasa. Ilmu itu nur, dan nur Alloh dapat diserap lebih baik oleh orang-orang yang bersih hatinya, khususnya anak-anak.
Ada sebuah kisah, seorang anak berumur kurang dari dua tahun dibiasakan oleh ibunya untuk mengaji huruf hijaiyah sehabis maghrib. Suatu hari, ibunya lupa mengajarinya mengaji. Malamnya, tanpa disadari si anak bangun. Ia menangis sambil menunjuk huruf hijaiyah yang menempel di dinding. Ternyata, ia minta mengaji karena hari itu merasa belum mengaji.
Rasulallah bersabda, "Setiap bayi dilahirkan atas fitrah, Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya memeluk Yahudi, Nasrani atau Najusi" (HR. Bukhari-Muslim). Orang tua sebagai pengemban amanah Alloh, berperan dalam membentuk karakter anak. Tapi, berbagai kendala seperti lingkungan yang buruk, teman maupun televisi dapat mempengaruhi anak. Kita sebagai orang tua harus mampu memfilter berbagai hal buruk tersebut.
Keteladanan dan pembiasaan diri yang terus-menerus, dapat dengan mudah ditiru anak. Kebiasaan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Iman diperlukan agar anak mempunyai "antibodi" sehingga dapat memilah-milah sendiri pengaruh buruk dari luar untuk dijauhi.
Satu upaya menguatkan iman adalah lewat belajar (QS.35:28). Apabila itu sudah mulai ditanamkan sejak kecil, insya'allah yang sedikit bisa menjadi bukit. Belajar Al-Quar'an sejak dini diharapkan dapat menjadi bekal kehidupan anak untuk bisa menerapkan syariat Alloh.
Dalam rangka menumbuhkan semangat belajar, buatlah suasana belajar menjadi menyenangkan dari segi tempat maupun buku penunjangnya. Berdasarkan penelitian, otak menyukai hal-hal yang serba berwarna. Maka, pilihlah Iqro', Juzz'amma maupun Al-Qur'an full color
Sesuikan proses belajar dengan dunia anak yaitu dunia bermain. Jangan paksa anak untuk bisa cepat membaca atau memahami Al-Qur'an. Beri waktu agar ia bisa benar-benar memahaminya. Bisa jadi mereka lari dari Al-Qur'an karena bosan dan jenuh dalam proses pembelajarannya.
Bentuk huruf Al-Qur'an sudah dipersiapkan Alloh menyerupai sel syaraf otak agar mudah dipelajari dan menyehatkan mata ketika membacanya. Sekarang, tergantung bagaimana upaya kita agar hasil belajar anak maksimal, sehingga menjadi generasi penerus yang tangguh. [ QA ]
Ada sebuah kisah, seorang anak berumur kurang dari dua tahun dibiasakan oleh ibunya untuk mengaji huruf hijaiyah sehabis maghrib. Suatu hari, ibunya lupa mengajarinya mengaji. Malamnya, tanpa disadari si anak bangun. Ia menangis sambil menunjuk huruf hijaiyah yang menempel di dinding. Ternyata, ia minta mengaji karena hari itu merasa belum mengaji.
Rasulallah bersabda, "Setiap bayi dilahirkan atas fitrah, Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya memeluk Yahudi, Nasrani atau Najusi" (HR. Bukhari-Muslim). Orang tua sebagai pengemban amanah Alloh, berperan dalam membentuk karakter anak. Tapi, berbagai kendala seperti lingkungan yang buruk, teman maupun televisi dapat mempengaruhi anak. Kita sebagai orang tua harus mampu memfilter berbagai hal buruk tersebut.
Keteladanan dan pembiasaan diri yang terus-menerus, dapat dengan mudah ditiru anak. Kebiasaan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Iman diperlukan agar anak mempunyai "antibodi" sehingga dapat memilah-milah sendiri pengaruh buruk dari luar untuk dijauhi.
Satu upaya menguatkan iman adalah lewat belajar (QS.35:28). Apabila itu sudah mulai ditanamkan sejak kecil, insya'allah yang sedikit bisa menjadi bukit. Belajar Al-Quar'an sejak dini diharapkan dapat menjadi bekal kehidupan anak untuk bisa menerapkan syariat Alloh.
Dalam rangka menumbuhkan semangat belajar, buatlah suasana belajar menjadi menyenangkan dari segi tempat maupun buku penunjangnya. Berdasarkan penelitian, otak menyukai hal-hal yang serba berwarna. Maka, pilihlah Iqro', Juzz'amma maupun Al-Qur'an full color
Sesuikan proses belajar dengan dunia anak yaitu dunia bermain. Jangan paksa anak untuk bisa cepat membaca atau memahami Al-Qur'an. Beri waktu agar ia bisa benar-benar memahaminya. Bisa jadi mereka lari dari Al-Qur'an karena bosan dan jenuh dalam proses pembelajarannya.
Bentuk huruf Al-Qur'an sudah dipersiapkan Alloh menyerupai sel syaraf otak agar mudah dipelajari dan menyehatkan mata ketika membacanya. Sekarang, tergantung bagaimana upaya kita agar hasil belajar anak maksimal, sehingga menjadi generasi penerus yang tangguh. [ QA ]
Labels: pendidikan anak
Post a Comment