Mengenal Alloh sejak dini
Ada sebuah kisah menarik tentang kecintaan seorang anak mengulang-ulang kalimat “Syahadatain”. Namanya Abu Sulaiman Dawud Bin Nashair Atthai. Ketika menginjak usia 5 tahun Abu Sulaiman Dawud diserahkan oleh ayahnya kepada pendidik. Sang guru memulai mendidiknya dengan Al-Qur’an. Dawud telah mempelajari Surat Al-Insan:1 serta menghafalkannya. Suatu hari di hari Jum’at, sang ibu melihatnya sedang menatap ke tembok dengan merenung ( tafakur ) sambil menunjuk sesuatu dengan tangannya.
Sang ibu khawatir akan kesehatan mental anaknya, kemudiannya menyuruhnya untuk ikut bermain bersama anak-anak yang lain. Tetapi Dawud menolak, sehingga membuat sang ibu marah dan mengancamnya. Dan ketika di tanyakan apa yang ada dalam pikirannya oleh sang ibu, Dawun mengatakan sedang bersama hamba-hamba Alloh di surga. Menurut Dawud, mereka berada di atas dipan dan mereka tidak merasakan teriknya matahari dan tidak pula merasakan dingin yang menusuk.
Sesudah itu, Dawud pun melontarkan pertanyaan kepada sang ibu apa yang sebenarnya telah mereka perbuat sehingga bisa berada di surga. Seketika sang ibu tidak mampu untuk menjawabnya, maka diceritakannya kejadian tersebut kepada ayahnya. Kemudian sang ayah menjelaskan kepada Dawud bahwa amalan mereka dahulu adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah.
Maka, Dawud pun mengulang-ulang kalimat ini di sebagain besar waktu yang ia miliki.
( QA Prophetic Parenting Magazin dan berbagai sumber )
Sang ibu khawatir akan kesehatan mental anaknya, kemudiannya menyuruhnya untuk ikut bermain bersama anak-anak yang lain. Tetapi Dawud menolak, sehingga membuat sang ibu marah dan mengancamnya. Dan ketika di tanyakan apa yang ada dalam pikirannya oleh sang ibu, Dawun mengatakan sedang bersama hamba-hamba Alloh di surga. Menurut Dawud, mereka berada di atas dipan dan mereka tidak merasakan teriknya matahari dan tidak pula merasakan dingin yang menusuk.
Sesudah itu, Dawud pun melontarkan pertanyaan kepada sang ibu apa yang sebenarnya telah mereka perbuat sehingga bisa berada di surga. Seketika sang ibu tidak mampu untuk menjawabnya, maka diceritakannya kejadian tersebut kepada ayahnya. Kemudian sang ayah menjelaskan kepada Dawud bahwa amalan mereka dahulu adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah.
Maka, Dawud pun mengulang-ulang kalimat ini di sebagain besar waktu yang ia miliki.
( QA Prophetic Parenting Magazin dan berbagai sumber )
Labels: pendidikan anak
Post a Comment