Kerinduan pada Sang Kholiq
Berita kecelakaaan yang terjadi di Jalan. Purworejo – Yogyakarta Km. 13 pada tanggal 12-Juli-2007 sekitar pukul 22.00 – 23.00 yang merenggut nyawa komedian ternama Taufik Savalas menghentakan semua orang. Keluarga, sahabat, orang terdekat bahkan orang yang mengenal mendiang hanya lewat televisi merasa sangat kehilangan sosok Taufik yang bersahaja dan agamamis. Demikian halnya dengan meninggalnya musisi legendaris Chrisye belum lama ini, seperti telah diketahui penyakit kanker paru-paru yang dideritanya cukup lama menghantarkan Chrisye di ujung kehidupannya. Dari peristiwa ini kita harus segera tersadar bahwa kita samasekali tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada diri kita selama menjalani hidup di dunia. Termasuk hilangnya nyawa dari raga kita, tidak ada yang tahu dengan cara bagaimana Alloh Taala akan mengambilnya. Peristiwa kematian orang lain yang seharusnya menyadarkan kita, betapa kehidupan ini tidak berarti pada saat itu telah tiba. Harta, kekayaan, ketenaran, pangkat, kedudukan samasekali tidak dapat menolong manusia ketika mengalami peristiwa saat nyawa terlepas dari raga. Hanya manusia yang semasa hidupnya berserah diri kepada kehendak Alloh Taala, senantiasa menjaga iman Islam-nya, dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Alloh yang Insya’alloh akan mendapat kemudahan melewati peristiwa kematiannya. Baginya hanya berserah diri kepada Alloh yang memudahkannya menuju alam keabadian karena kerinduan yang tak terhingga pada Sang Kholiq yang dicintainya. Keindahan dan kesenangan dunia sudah tidak memikat baginya, karena hanya pengharapan hakiki yang selama ini dirindukannya bertemu Alloh Taala Sang Maha Pencipta ada dihadapannya.
Seandainya saja aku mendapat berita dari Kepala Desa tempatku tinggal bahwa aku mendapat undangan dari Bapak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI untuk hadir di istana negara, sebagai orang awam aku tentu akan sangat senang. Bagaimana tidak, karena aku bukan siapa-siapa hanya orang kecil yang hidup di sebuah perumahan di pedesaan, tidak terkenal tidak pula punya harta berlimpah tiba-tiba di undang Presiden RI untuk hadir ke istana negara hal itu tentu sangat mengejutkan. Hingga saat hari yang sudah ditentukan itu tiba aku selalu membayangkan senangnya bertemu Pak SBY dengan segala gemerlap yang akan dinikmati. Wajar bukan apabila di saat itu apabila ada orang yang menawarkan aku makan-makan di sebuah restoran mewah aku tolak, karena tawaran itu sudah tidak menarik hati lagi.
Seandainya saja aku mendapat berita dari Kepala Desa tempatku tinggal bahwa aku mendapat undangan dari Bapak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI untuk hadir di istana negara, sebagai orang awam aku tentu akan sangat senang. Bagaimana tidak, karena aku bukan siapa-siapa hanya orang kecil yang hidup di sebuah perumahan di pedesaan, tidak terkenal tidak pula punya harta berlimpah tiba-tiba di undang Presiden RI untuk hadir ke istana negara hal itu tentu sangat mengejutkan. Hingga saat hari yang sudah ditentukan itu tiba aku selalu membayangkan senangnya bertemu Pak SBY dengan segala gemerlap yang akan dinikmati. Wajar bukan apabila di saat itu apabila ada orang yang menawarkan aku makan-makan di sebuah restoran mewah aku tolak, karena tawaran itu sudah tidak menarik hati lagi.
Labels: menasehati hati
Post a Comment