KONDISI PAK HARTO MELEMAH
Sudah beberapa minggu ini berita mengenai kondisi terakhir kesehatan Mantan Presiden Soeharto menjadi magnet di seantero negeri ini. Pak Harto yang di rawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta di tangani oleh team dokter kepresidenan yang tentunya dengan fasilitas dan penanganan nomor wahid. Terakhir diberitakan kondisi Pak Harto menurun, hal ini karena adanya tanda-tanda infeksi sistemik pada paru-parunya.
Saat ini tubuh Pak Harto bergantung pada beberapa alat canggih yang dipasang untuk menopang hidupnya dan peluang hidup Pak Harto 50 : 50 seperti yang disampaikan Ketua Tim Dokter Kepresidenan, dr Mardjo Subiandono. Segala sesuatu untuk menghadapi hal terburuk yang menimpa Pak Harto (Pak Harto meninggal) sudah persiapkan jauh-jauh hari. Mulai dari akses lalu lintas dari Bandara Adisumarmo hingga Astana Giribangun Metesih Karanganyar, pengamanan di jalan, liang makam dan disiapkannya kursi serta tenda di lokasi pemakaman di Astana Giribangun.
Seandainya saja Pak Harto itu adalah rakyat kecil yang tinggal di desa miskin, tentunya tidak sedemikian fantastis fasilitas yang diberikan. Mungkin Pak Harto ndeso itu hanya di biarkan begitu saja digerogoti penyakitnya karena keluarganya tentu tidak punya biaya untuk mengobati walau hanya di rumah sakit yang terbilang murah.
Inilah adalah sebuah hikmah yang harus dipetik, terutama oleh para pemimpin negeri ini yang ikut menikmati manisnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menindas rakyat dengan kebijakan yang tidak manusiawi, menterlantarkan dengan membebani hidup rakyatnya dengan harga kebutuhan pokok yang mencekik, mencederai rakyatnya lahir dan batin, menghianati rakyat dengan menjarah kekayaan negara untuk kepentingan pribadi. Kelak mereka pasti tidak akan berkutik, lemah dan akhirnya terbujur kaku.
Saat ini tubuh Pak Harto bergantung pada beberapa alat canggih yang dipasang untuk menopang hidupnya dan peluang hidup Pak Harto 50 : 50 seperti yang disampaikan Ketua Tim Dokter Kepresidenan, dr Mardjo Subiandono. Segala sesuatu untuk menghadapi hal terburuk yang menimpa Pak Harto (Pak Harto meninggal) sudah persiapkan jauh-jauh hari. Mulai dari akses lalu lintas dari Bandara Adisumarmo hingga Astana Giribangun Metesih Karanganyar, pengamanan di jalan, liang makam dan disiapkannya kursi serta tenda di lokasi pemakaman di Astana Giribangun.
Seandainya saja Pak Harto itu adalah rakyat kecil yang tinggal di desa miskin, tentunya tidak sedemikian fantastis fasilitas yang diberikan. Mungkin Pak Harto ndeso itu hanya di biarkan begitu saja digerogoti penyakitnya karena keluarganya tentu tidak punya biaya untuk mengobati walau hanya di rumah sakit yang terbilang murah.
Inilah adalah sebuah hikmah yang harus dipetik, terutama oleh para pemimpin negeri ini yang ikut menikmati manisnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menindas rakyat dengan kebijakan yang tidak manusiawi, menterlantarkan dengan membebani hidup rakyatnya dengan harga kebutuhan pokok yang mencekik, mencederai rakyatnya lahir dan batin, menghianati rakyat dengan menjarah kekayaan negara untuk kepentingan pribadi. Kelak mereka pasti tidak akan berkutik, lemah dan akhirnya terbujur kaku.
Post a Comment