Codeku Aman Codeku Nyaman
JALIN MERAPI (Yogyakarta, Selasa, 23 Nov 2010). Pasir dan material vulkanik lainnya yang mengendap di sepanjang aliran sungai yang berhulu di lereng Merapi ternyata membawa berkah tersendiri bagi warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai.
Salah satu warga yang menikmati berkah tersebut adalah Suladi, seorang karyawan di sebuah perusahaan pakaian yang berada di Kota Yogyakarta. Ketika relawan Jalin Merapi datang, tampak Suladi sedang mencangkuli pasir di belakang rumahnya, ditemani anak dan istrinya yang duduk di atas tangga. Suladi mencangkuli pasir untuk membangun rumah di daerah Bantul. Seorang teman sudah memesan pasir yang dia kumpulkan. Pada saat bersamaan, tampak warga lainnya yang juga sudah turun ke kali untuk mengambil pasir. Pasir yang ada di kali tersebut ternyata pasir yang istimewa dan lembut, jadi tidak perlu diayak lagi. Di pasaran, harga pasir ini cukup tinggi, mencapai Rp 120.000 untuk satu bak mobil pick up.
Selain keuntungan berupa penggalian pasir untuk digunakan sendiri maupun dijual, terdapat juga beberapa kerugian yang diderita warga. Banyak persediaan air bersih warga menjadi kotor. Beberapa kamar mandi warga rusak berat, meski sudah diperbaiki, namun sampai sekarang belum bisa digunakan. Akhirnya, beberapa warga menumpang mandi di sumur tetangga yang tempatnya lebih di atas sedikit. Kerugian lainnya, tempat bermain dan berkumpul anak-anak, misalnya tanah lapang untuk bermain bola, menjadi becek dipenuhi pasir.
Hingga sekarang, untuk mengantisipasi luapan pasir dan air Kali Code, warga memperketat ronda.Warga di sekitar daerah aliran Kali Code tidak merasa risau karena air dan pasir tidak sampai ke atas, ke rumah mereka. Sampai sekarang, bantaran Kali Code masih nyaman untuk mereka. Bahkan, belakangan ini, pemandangan endapan pasir yang merata di seluruh badan sungai, ditambah anak-anak yang asyik bermain di tengah-tengah endapan pasir tersebut, menjadi tontonan orang-orang yang berlalu lalang.
Akibat lahar dingin Merapi, banyak permukaan sungai di wilayah Yogyakarta yang naik hingga 2 meter, misalnya Kali Code, Kali Kuning dan Kali Mboyong. Naik permukaan sungai tersebut bukan karena luapan air, melainkan karena timbunan pasir dan lumpur yang terbawa dari atas. Di bantaran Kali Code, di Desa Gondolayu, Kelurahan Kotabaru, ketinggian pasir mencapai satu setengah meter. (Aan Mei Handoko

Comments