Desktop Virtualization
Desktop Virtualization merupakan metoda untuk membagi pemakai PC ke beberapa pengguna sekaligus. Fungsi utama adalah untuk penghematan dan efisiensi pengeluaran untuk pembelian sebuah PC yang dapat digunakan bersama-sama. Penghematan lain adalah biaya listrik yang harus dibayarkan hanya untuk 1 PC saja. Serta penghematan pembelian lisensi software.
Jika kita menggunakan open source, kita justru tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Penghematan keempat adalah dari segi waktu, karena kita hanya memasang system operasi di satu PC saja yang langsung dapat digunakan oleh beberapa user sekaligus.
Cara kerja desktop virtualization adalah dengan memanfaatkan fasilitas multi-user yang sudah tersedia dalam system operasi Windows XP dan LINUX. Setiap user memiliki akun sendiri dengan setting-nya masing-masing. Lalu, sebuah pembagi akan dipasangkan di PC untuk menghubungkan setiap user via unit terminal. Device ini untuk menghubungkan keyboard, mouse dan monitor klien ke PC. Device ini akan dihubungkan ke pembagi yang terpasang di PC via kabel. Pembagi ini dapat melayani 5 PC sekaligus dalam waktu bersamaan. Setiap user akan merasa menggunakan PC sendiri, bukan sebuah PC yang dibagi untuk beberapa user. Ini karena user akan login menggunakan akun yang sudah tersedia dalam Windows XP dan LINUX.
Meski memiliki banyak kelebihan, namun ada beberapa kerugian yang akan ditimbulkan. Yaitu karena bersifat sentralisasi maka jika PC mati, maka semua pengguna yang lain tidak bisa bekerja menggunakan PC tersebut. Jika ada masalah pada PC tersebut, misalkan system operasi hang/crach maka semua user akan merasakan akibatnya. Jika ada salah satu user memainkan game, dimungkinkan kinerja PC akan melambat sehingga user lain akan terganggung kenyamanannya. (informasi dari majalah info komputer edisi mei 2010)
Labels: Information Technology
Post a Comment