Si Pengacau Yang Meluruskan Arah Kiblat Kami
Seorang berwajah sangar, dengan badan dipenuhi tattoo menjadi pendatang di sebuah desa. Mantan pelaut yang masih doyan mabuk ini kontan jadi pusat perhatian masyarakat sekitarnya. Pengacau yang harus diluruskan, begitu kira-kira, ia dicap oleh mereka. Seorang tokoh agama kemudian ditunjuk untuk urusan itu. Di sebuah mesjid, ketika sedang diajar sholat, tak sengaja kompas (penunjuk arah) milik si begundal ini terjatuh. Disini awal ceritanya. Kompas itu menunjukkan bahwa arah kiblat yang selama bertahun-tahun ditunjukkan oleh mesjid itu ternyata salah. Si Ustazd terperangah tak percaya. Berita menggemparkan ini membuat para pemuka masyarakat dan agama serentak mengadakan pertemuan mendadak. Malu bercampur cemas menguasai hati dan wajah mereka. Betapa tidak, seorang pemabuk meluruskan arah kiblat mereka !!
Anda benar. Ini hanya sebuah adegan dari serial televisi di Bulan Ramadhan. Menarik, menggelitik sekaligus dalam akan makna. Jika kita mau sekedar menolehkan pandang kita kebelakang kejadian serupa ini mungkin pernah terjadi pada kita. Seseorang 'pengacau yang menjengkelkan' yang tiba-tiba saja dikirim kedalam hidup kita. Otomatis, hidup kita akan sangat terganggu oleh karenanya. Akan tetapi…(meminjam kalimat favorite Pak Timbul Srimulat)…pernahkah kita bayangkan, atau lebih tepatnya, beranikah kita membayangkan bahwa Si Pengacau itu adalah karunia yang terselubung kain kotor ? Malaikat penjaga berpakaian pengemis ? Emas dalam kumpulan kotoran sapi ? dan seterusnya dan seterusnya….
Dulu ketika bekerja sebagai Staff IT di sebuah bank swasta terbesar dengan teknologi terdepan di Indonesia, kami pernah mengalami sesuatu yang lucu. Saat itu kami baru saja selesai membangun sebuah infrastruktur Internet Banking yang sangat canggih. Sungguh pekerjaan spektakuler yang patut dibanggakan. Memindahkan mesin ATM kedalam genggaman mouse nasabah, begitu kira-kira visinya. Ditinjau dari sisi manapun aplikasi itu sangatlah luar biasa. Jangankan fiture, system securitynya pun sempurna. Tetapi sesuatu terjadi, seorang pengacau datang. 'Si Pengacau' ini membeli beberapa domain yang mirip dengan domain kami, misalnya 'klik' dengan 'kilk' dan mengcopy halaman depan tampilan Internet Banking kami. Sungguh percobaan yang sederhana. Ide dasarnya adalah 'iseng' menangkap kesalahan ketik yang mungkin dibuat oleh pengunjung web site kami. Hasilnya : ia berhasil mengantongi puluhan userid dan password(PIN) nasabah. Untunglah Si Pengacau ini tidak bermaksud mengacau dalam arti sebenar-benarnya. Tetapi kemunculannya dan apa yang ia lakukan, sempat membuat kami merah padam. Malu bercampur marah. Akhirnya berkat Si Pengacau itu pula, akhirnya kami berbenah dan mempersiapkan Internet Banking kami jauh lebih baik lagi. Ternyata pengacau itu sekarang lebih mirip Sang Pahlawan daripada sekedar begundal biasa.
Kejadian lain. Terjadi ketika bisnis investasi agro, termasuk tipu-tipuannya, sedang booming. Waktu itu ada tawaran investasi di sektor kayu jati. Keuntungan menggiurkan (sebenarnya kalau mau dipikir-pikir cendrung tidak masuk akal). Paket investasi : 40 juta. Sepakat dengan istri, pada hari yang ditentukan, akad investasi akan dilakukan. Tetapi Si Pengacau datang. Buku bank kami tiba-tiba saja hilang dan ketika mengurus terjadilah masalah yang berkepanjangan. Karena sampai saat yang ditentukan masalahnya belum kelar, dengan penuh geram, investasipun terpaksa dibatalkan. Apa yang terjadi kemudian ? Seminggu setelah kejadian itu ternyata penipuan berkedok investasi agro itupun terbongkar. Ternyata 'kekacauan' itu justru menyelamatkan kami dari keputusan yang akan kami sesali seumur hidup.
Nah bagaimana dengan Anda ? Anda tentu pernah mengalami kejadian-kejadian konyol seperti itu bukan ? Nah, mari kita saling mengingatkan. Jika tiba-tiba saja 'sebuah kekacauan', entah apapun wujudnya, kecelakaan, kecopetan, kebangkrutan, PHK dan lain sebagainya atau 'seorang pengacau' entah itu mertua, menantu, anak, pembantu, teman kerja atau siapapun dia, yang begitu menjengkelkan, menguras energi bahkan memuakkan, marilah kita sama-sama mengimani bahwa itu semua adalah karunia, yang sengaja dikirimkan kepada kita. Semata-mata supaya membersihkan diri kita dan membuat hidup kita jauh lebih berarti. Karena Dia, Sang Khalik, seringkali mengirimkan malaikat-Nya dalam wujud yang sama sekali tidak kita duga. Mata yang lain, hanya itu yang kadang kita perlukan, untuk melihat kasih dan kemuliaan-Nya. Bagaikan 'begundal tengik' yang akhirnya meluruskan arah doa-doa kita yang sebelumnya melenceng. (***) Selasa, 2008 September 16 by MTA -Made Teddy Artiana-
Anda benar. Ini hanya sebuah adegan dari serial televisi di Bulan Ramadhan. Menarik, menggelitik sekaligus dalam akan makna. Jika kita mau sekedar menolehkan pandang kita kebelakang kejadian serupa ini mungkin pernah terjadi pada kita. Seseorang 'pengacau yang menjengkelkan' yang tiba-tiba saja dikirim kedalam hidup kita. Otomatis, hidup kita akan sangat terganggu oleh karenanya. Akan tetapi…(meminjam kalimat favorite Pak Timbul Srimulat)…pernahkah kita bayangkan, atau lebih tepatnya, beranikah kita membayangkan bahwa Si Pengacau itu adalah karunia yang terselubung kain kotor ? Malaikat penjaga berpakaian pengemis ? Emas dalam kumpulan kotoran sapi ? dan seterusnya dan seterusnya….
Dulu ketika bekerja sebagai Staff IT di sebuah bank swasta terbesar dengan teknologi terdepan di Indonesia, kami pernah mengalami sesuatu yang lucu. Saat itu kami baru saja selesai membangun sebuah infrastruktur Internet Banking yang sangat canggih. Sungguh pekerjaan spektakuler yang patut dibanggakan. Memindahkan mesin ATM kedalam genggaman mouse nasabah, begitu kira-kira visinya. Ditinjau dari sisi manapun aplikasi itu sangatlah luar biasa. Jangankan fiture, system securitynya pun sempurna. Tetapi sesuatu terjadi, seorang pengacau datang. 'Si Pengacau' ini membeli beberapa domain yang mirip dengan domain kami, misalnya 'klik' dengan 'kilk' dan mengcopy halaman depan tampilan Internet Banking kami. Sungguh percobaan yang sederhana. Ide dasarnya adalah 'iseng' menangkap kesalahan ketik yang mungkin dibuat oleh pengunjung web site kami. Hasilnya : ia berhasil mengantongi puluhan userid dan password(PIN) nasabah. Untunglah Si Pengacau ini tidak bermaksud mengacau dalam arti sebenar-benarnya. Tetapi kemunculannya dan apa yang ia lakukan, sempat membuat kami merah padam. Malu bercampur marah. Akhirnya berkat Si Pengacau itu pula, akhirnya kami berbenah dan mempersiapkan Internet Banking kami jauh lebih baik lagi. Ternyata pengacau itu sekarang lebih mirip Sang Pahlawan daripada sekedar begundal biasa.
Kejadian lain. Terjadi ketika bisnis investasi agro, termasuk tipu-tipuannya, sedang booming. Waktu itu ada tawaran investasi di sektor kayu jati. Keuntungan menggiurkan (sebenarnya kalau mau dipikir-pikir cendrung tidak masuk akal). Paket investasi : 40 juta. Sepakat dengan istri, pada hari yang ditentukan, akad investasi akan dilakukan. Tetapi Si Pengacau datang. Buku bank kami tiba-tiba saja hilang dan ketika mengurus terjadilah masalah yang berkepanjangan. Karena sampai saat yang ditentukan masalahnya belum kelar, dengan penuh geram, investasipun terpaksa dibatalkan. Apa yang terjadi kemudian ? Seminggu setelah kejadian itu ternyata penipuan berkedok investasi agro itupun terbongkar. Ternyata 'kekacauan' itu justru menyelamatkan kami dari keputusan yang akan kami sesali seumur hidup.
Nah bagaimana dengan Anda ? Anda tentu pernah mengalami kejadian-kejadian konyol seperti itu bukan ? Nah, mari kita saling mengingatkan. Jika tiba-tiba saja 'sebuah kekacauan', entah apapun wujudnya, kecelakaan, kecopetan, kebangkrutan, PHK dan lain sebagainya atau 'seorang pengacau' entah itu mertua, menantu, anak, pembantu, teman kerja atau siapapun dia, yang begitu menjengkelkan, menguras energi bahkan memuakkan, marilah kita sama-sama mengimani bahwa itu semua adalah karunia, yang sengaja dikirimkan kepada kita. Semata-mata supaya membersihkan diri kita dan membuat hidup kita jauh lebih berarti. Karena Dia, Sang Khalik, seringkali mengirimkan malaikat-Nya dalam wujud yang sama sekali tidak kita duga. Mata yang lain, hanya itu yang kadang kita perlukan, untuk melihat kasih dan kemuliaan-Nya. Bagaikan 'begundal tengik' yang akhirnya meluruskan arah doa-doa kita yang sebelumnya melenceng. (***) Selasa, 2008 September 16 by MTA -Made Teddy Artiana-
Post a Comment