10 tanda cinta dalam perkawinan
The Sign of Respect
Bisa ditebak kalau cinta suami istri tak akan bertahan lama tanpa adanya sikap saling hormat di antara mereka. Agar tak gagal menunjukkan sikap menghargai pasangan, hindari kata-kata maupun tindakan bernada pelecehan, misalnya sering melontarkan penghinaan/kritik tajam, bersikap kasar, dan cenderung mengobral humor/lelucon yang menelanjangi pasangan di hadapan orang lain, termasuk di depan anak-anak. Jadi, aturan dasar mengenai sopan santun ini pegang peranan penting dalam mempertahankan bara cinta.
The Sign of Words
Tak bisa dipungkiri bahwa cinta suami istri perlu dipelihara agar senantiasa tumbuh. Ibarat tanaman, cinta pun akan meranggas dan akhirnya mati kering kalau jarang disirami dengan rangkaian kata-kata/perbuatan yang mengungkapkan cinta. Di antaranya kata-kata yang mengandung makna terima kasih, penghargaan, kekaguman, simpati, hiburan dan dorongan semangat. Seseorang yang tak pernah mengutarakan betapa ia mencintai istri/suaminya, suatu saat pastilah akan menyadari ia sudah kehilangan power untuk mencintai dan dicintai.
The Sign of Gifts
Di mana ada cinta, pastilah terkandung keinginan untuk memberi yang terbaik bagi orang yang dicintainya. Salah satu prinsip cinta adalah bahwa perasaan ini harus dinyatakan, dan salah satu bentuk pernyataan yang paling efektif adalah pemberian hadiah. Tidak perlu mahal atau
wah, yang penting menyiratkan pengertian sekaligus bersifat tak terduga. Jadi, bukan semata-mata karena tradisi atau kebiasaan rutin belaka, melainkan penuh kejutan dan mampu membangkitkan kebahagiaan khusus dalam diri penerimanya.
The Sign of Companionship
Secara naluriah, cinta akan mendorong masing-masing pihak untuk saling memberikan tanda cinta yang secara implisit muncul dalam keinginan untuk lebih mengenal, bersatu dan senantiasa bersama. Sayangnya, setelah lama menikah, suami istri sering lalai menunjukkan perhatian dan keinginan untuk menjalin persahabatan. Bahkan tak jarang mereka berusaha menghindari kebersamaan. Meski masih tetap makan di meja yag sama dan tidur di ranjang yang sama pula, masing-masing terkadang lebih suka menghabiskan waktu senggangnya sendiri di tempat lain yang dianggap lebih mampu memberi kebahagiaan.
The Sign of Appearance
Boleh dibilang penampilan memiliki kontribusi dalam menguatkan perasaan cinta seseorang atau malah memudarkannya. Tak berlebihan kalau istri wajib menjaga daya tariknya bagi suami.
Begitu juga sebaliknya. Tak ada alasan uang terbatas atau waktu habis oleh urusan keluarga.
The Sign of Preference
Jangan anggap sebelah mata kalau ada yang mengatakan bahwa dalam perkawinan, secara nyata suami harus bisa menunjukkan ia lebih menyukai istrinya ketimbang perempuan mana pun di dunia. Begitu juga sebaliknya. Seorang suami yang lebih menunjukkan perhatian pada ibunya,
boleh dibilang gagal mencintai istrinya. Perhatikan juga suami/istri yang lebih senang berada di luaran menggeluti kesibukan kerjanya. Biasanya hubungan semacam ini akan membuahkan percekcokan dan peluang ketidaksetiaan.
The Sign of Responsibility
Begitu memasuki perkawinan, suami dan istri dituntut memikul tanggung jawab yang tidak ringan terhadap keluarga yang mereka bentuk. Mahligai perkawinan bisa hancur berantakan kalau masing-masing mengabaikan tanggung jawab yang telah disepakati bersama.
Semisal suami hanya menghamburkan-hamburkan penghasilannya untuk bersenang-senang sendiri atau semata-mata repot mengurusi "upeti" bagi keluarga besarnya. Begitu juga tanggung jawab yang mesti dipikul bersama saat mereka sudah mendapat momongan. Kalau tanggung jawab ini sepenuhnya diserahkan kepada istri, suami tak perlu protes bila sang istri lebih mencintai anaknya ketimbang dia.
The Sign of Sacrifice
Cinta sejati pastilah akan mewujud dalam bentuk pengorbanan untuk lebih mengutamakan suami/istri. Dengan semangat berkorban, sifat egois atau keinginan mendominasi pasangan, pasti bakal tersingkir. Masing-masing pihak akan terpanggil untuk mendengarkan pendapat dan mengutamakan kepentingan pasangannya. Salah satu bentuk pengorbanan yang paling nyata adalah kesediaan memaafkan/mengampuni pasangan. Bagaimanapun, suami/istri kita tetaplah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan.
The Sign of Religion
Tak bisa disangkal hanya agamalah yang mampu memberikan kepenuhan cinta. Nilai-nilai agama pula yang sanggup memposisikan manusia lebih tinggi dan lebih mulia dari makhluk lain. Agama juga yang mampu selalu menghadirkan motivasi dalam bentuk tindakan praktis bagi suami istri untuk menjalani biduk perkawinan selama bertahun-tahun. Seseorang yang tidak melandaskan perkawinannya pada kehidupan agama kemungkinan besar cintanya tak akan bertahan lama.
Berbekal agama pula, yang bersangkutan umumnya akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
The Sign of Sex
Di antara sekian banyak aspek penting dalam perkawinan, seks menjadi salah satu aspek yang mampu menghidupkan api cinta. Namun patut diingat, seks dalam perkawinan haruslah merupakan ungkapan cinta terhadap suami/istri dan sarana untuk memperoleh
keturunan. Penyimpangan tujuan seks hanya akan membunuh cinta suami istri sekaligus menjadi beban masalah bagi perkawinan.
Bisa ditebak kalau cinta suami istri tak akan bertahan lama tanpa adanya sikap saling hormat di antara mereka. Agar tak gagal menunjukkan sikap menghargai pasangan, hindari kata-kata maupun tindakan bernada pelecehan, misalnya sering melontarkan penghinaan/kritik tajam, bersikap kasar, dan cenderung mengobral humor/lelucon yang menelanjangi pasangan di hadapan orang lain, termasuk di depan anak-anak. Jadi, aturan dasar mengenai sopan santun ini pegang peranan penting dalam mempertahankan bara cinta.
The Sign of Words
Tak bisa dipungkiri bahwa cinta suami istri perlu dipelihara agar senantiasa tumbuh. Ibarat tanaman, cinta pun akan meranggas dan akhirnya mati kering kalau jarang disirami dengan rangkaian kata-kata/perbuatan yang mengungkapkan cinta. Di antaranya kata-kata yang mengandung makna terima kasih, penghargaan, kekaguman, simpati, hiburan dan dorongan semangat. Seseorang yang tak pernah mengutarakan betapa ia mencintai istri/suaminya, suatu saat pastilah akan menyadari ia sudah kehilangan power untuk mencintai dan dicintai.
The Sign of Gifts
Di mana ada cinta, pastilah terkandung keinginan untuk memberi yang terbaik bagi orang yang dicintainya. Salah satu prinsip cinta adalah bahwa perasaan ini harus dinyatakan, dan salah satu bentuk pernyataan yang paling efektif adalah pemberian hadiah. Tidak perlu mahal atau
wah, yang penting menyiratkan pengertian sekaligus bersifat tak terduga. Jadi, bukan semata-mata karena tradisi atau kebiasaan rutin belaka, melainkan penuh kejutan dan mampu membangkitkan kebahagiaan khusus dalam diri penerimanya.
The Sign of Companionship
Secara naluriah, cinta akan mendorong masing-masing pihak untuk saling memberikan tanda cinta yang secara implisit muncul dalam keinginan untuk lebih mengenal, bersatu dan senantiasa bersama. Sayangnya, setelah lama menikah, suami istri sering lalai menunjukkan perhatian dan keinginan untuk menjalin persahabatan. Bahkan tak jarang mereka berusaha menghindari kebersamaan. Meski masih tetap makan di meja yag sama dan tidur di ranjang yang sama pula, masing-masing terkadang lebih suka menghabiskan waktu senggangnya sendiri di tempat lain yang dianggap lebih mampu memberi kebahagiaan.
The Sign of Appearance
Boleh dibilang penampilan memiliki kontribusi dalam menguatkan perasaan cinta seseorang atau malah memudarkannya. Tak berlebihan kalau istri wajib menjaga daya tariknya bagi suami.
Begitu juga sebaliknya. Tak ada alasan uang terbatas atau waktu habis oleh urusan keluarga.
The Sign of Preference
Jangan anggap sebelah mata kalau ada yang mengatakan bahwa dalam perkawinan, secara nyata suami harus bisa menunjukkan ia lebih menyukai istrinya ketimbang perempuan mana pun di dunia. Begitu juga sebaliknya. Seorang suami yang lebih menunjukkan perhatian pada ibunya,
boleh dibilang gagal mencintai istrinya. Perhatikan juga suami/istri yang lebih senang berada di luaran menggeluti kesibukan kerjanya. Biasanya hubungan semacam ini akan membuahkan percekcokan dan peluang ketidaksetiaan.
The Sign of Responsibility
Begitu memasuki perkawinan, suami dan istri dituntut memikul tanggung jawab yang tidak ringan terhadap keluarga yang mereka bentuk. Mahligai perkawinan bisa hancur berantakan kalau masing-masing mengabaikan tanggung jawab yang telah disepakati bersama.
Semisal suami hanya menghamburkan-hamburkan penghasilannya untuk bersenang-senang sendiri atau semata-mata repot mengurusi "upeti" bagi keluarga besarnya. Begitu juga tanggung jawab yang mesti dipikul bersama saat mereka sudah mendapat momongan. Kalau tanggung jawab ini sepenuhnya diserahkan kepada istri, suami tak perlu protes bila sang istri lebih mencintai anaknya ketimbang dia.
The Sign of Sacrifice
Cinta sejati pastilah akan mewujud dalam bentuk pengorbanan untuk lebih mengutamakan suami/istri. Dengan semangat berkorban, sifat egois atau keinginan mendominasi pasangan, pasti bakal tersingkir. Masing-masing pihak akan terpanggil untuk mendengarkan pendapat dan mengutamakan kepentingan pasangannya. Salah satu bentuk pengorbanan yang paling nyata adalah kesediaan memaafkan/mengampuni pasangan. Bagaimanapun, suami/istri kita tetaplah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan.
The Sign of Religion
Tak bisa disangkal hanya agamalah yang mampu memberikan kepenuhan cinta. Nilai-nilai agama pula yang sanggup memposisikan manusia lebih tinggi dan lebih mulia dari makhluk lain. Agama juga yang mampu selalu menghadirkan motivasi dalam bentuk tindakan praktis bagi suami istri untuk menjalani biduk perkawinan selama bertahun-tahun. Seseorang yang tidak melandaskan perkawinannya pada kehidupan agama kemungkinan besar cintanya tak akan bertahan lama.
Berbekal agama pula, yang bersangkutan umumnya akan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
The Sign of Sex
Di antara sekian banyak aspek penting dalam perkawinan, seks menjadi salah satu aspek yang mampu menghidupkan api cinta. Namun patut diingat, seks dalam perkawinan haruslah merupakan ungkapan cinta terhadap suami/istri dan sarana untuk memperoleh
keturunan. Penyimpangan tujuan seks hanya akan membunuh cinta suami istri sekaligus menjadi beban masalah bagi perkawinan.
Labels: umum
Post a Comment