Abu Masih Tebal, Kegiatan Transportasi Umum Terhambat
JALIN MERAPI (Magelang, 19/11/2010) — Jalan raya Muntilan hingga Magelang memang sudah dibersihkan dari material vulkanik seperti pasir dan abu. Namun, kalau ditengok sisi jalan lainnya, seperti jalan ke arah Ngluwar, Srumbung, Gulon, Sayangan, dan Tambakan, material vulkanik tersebut masih tersisa di jalanan.
Tidak hanya itu, lokasi penting seperti terminal Muntilan pun masih tertutup abu tebal. Setiap kali ada kendaraan yang melintas, abu-abu beterbangan dan sangat menggangu terutama bagi mereka yang berada di sekitarnya. Saat ini terminal memang sudah mulai difungsikan, tetapi karena masih banyak abu dan debu, terminal menjadi sangat sepi. Hanya beberapa bis dan angkutan umum yang ngetem di terminal tersebut. Warung dan pedagang asongan juga belum beroperasi seperti sediakala.
Meski sudah dua pekan Merapi meletus yang membuat abunya menyelimuti hampir seluruh Magelang, kondisi di terminal ini masih penuh abu. Para supir angkutan kota (angkot) juga mengeluhkan hal ini. “Masa baru kemarin mulai dibersihkan. Padahal, kami bayar setiap kali masuk,” keluh seorang supir angkot. Biaya retribusi setiap angkutan umum untuk sekali masuk ke terminal berbeda-beda tergantung jenis kendaraannya. Seperti, kopata dan bis ukuran kecil membayar Rp 2.500, sedangkan bis reguler Rp 3.000.
Para supir angkutan umum yang sedang menunggu penumpang ini tak henti-hentinya mengeluhkan kondisi ini. “Intinya mereka enggak bertanggungjawab,” tukas seorang supir lainnya yang merujuk pada petugas Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). Karena lambatnya pembersihan ini, kini mereka harus menunggu penumpang sambil menghirup debu yang beterbangan di berbagai sudut terminal.(Sulistiyawati)
Post a Comment