Kasih sayang Alloh yang tak terhingga
Vara seorang gadis mungil yang manis dan sangat periang, gemar mengumpulkan mainan unik sebagai teman bermainnya. Suatu saat Vara sangat mengagumi sebuah mainan berupa kalung mutiara yang dia ketahui tanpa sengaja dari sebuah toko. Si kecil ini sangat mengagumi dan mendambakan mainan tersebut sehingga dia meminta kepada sang ayah untuk menuruti keinginannya. Suatu saat entah dari mana Vara mendapatkan apa yang dia inginkan, sebuah kalung mutiara yang indah yang telah lama dia ingin miliki. Karena kecintaannya pada mainan tersebut Vara selalu membawanya serta kemanapun dia pergi, disaat bermain, disaat belajar,maupun di waktu tidur.
Suatu ketika sang ayah mendekati Vara dan berkata :"Wah mainan barunya bagus ya, boleh ayah pinjam untuk disimpan,Mbak Vara?" Vara menjawab : "Jangan ayah, ayah boleh ambil mainan Vara yang lain aja, tapi jangan yang ini." Sang ayah hanya tersenyum. Keesokan hari sang ayah mendekati si kecil dan berkata : "Mbak Vara, ayah boleh tidak pinjam mainan baru Mbak Vara?" Si kecil menjawab : "Ayah boleh pinjam boneka Vara yang warna pink itu saja, bonekanya juga bagus lho yah" Sang ayah dengan lembut berkata kembali "Tapi ayah ingin mainan Mbak Vara yang baru itu..." Berkali-kali si kecil dibujuk namun dia enggan memberikan apa yang disukai.
Suatu ketika Vara berlari sambil menangis tersedu dan berkata : "Ayah ..... sekarang ayah boleh pinjam mainan Vara ini, tapi ayah jangan marah ke Vara ya..." Sang ayah tersenyum bahagia dan menggendong si kecil dengan penuh kasih sayang. Beberapa hari berselang Vara histeris dan berlari menemui sang ayah dan berkata : "Ayah..., mainan Vara tadi ada di laci kamar, katanya ayah mau simpan?" Sang ayah dengan bijak berkata: "Sekarang Vara boleh miliki mainan itu".
Dari kisah diatas ada sebuah pesan bahwa Alloh dengan penuh kesabaran dan kasih sayang menunggu umat-NYA memberikan apa yang paling disukai di dunia ini dan bergantung hanya kepada Alloh semata. Lantas pertanyaannya apakah kita mampu meninggalkan kecintaan kita terhadap dunia, kemaksiyatan yang selalu kita perbuat, keangkuhan yang kita miliki, harta kekayaan,pangkat derajat, keluarga kita, bahkan jiwa kita sekalipun .... hanya kepada Alloh? Karena itulah sesungguhnya yang harus kita lakukan sebagai hamba Alloh tanpa harus menunggu saatnya Alloh memberi peringatan.
Suatu ketika sang ayah mendekati Vara dan berkata :"Wah mainan barunya bagus ya, boleh ayah pinjam untuk disimpan,Mbak Vara?" Vara menjawab : "Jangan ayah, ayah boleh ambil mainan Vara yang lain aja, tapi jangan yang ini." Sang ayah hanya tersenyum. Keesokan hari sang ayah mendekati si kecil dan berkata : "Mbak Vara, ayah boleh tidak pinjam mainan baru Mbak Vara?" Si kecil menjawab : "Ayah boleh pinjam boneka Vara yang warna pink itu saja, bonekanya juga bagus lho yah" Sang ayah dengan lembut berkata kembali "Tapi ayah ingin mainan Mbak Vara yang baru itu..." Berkali-kali si kecil dibujuk namun dia enggan memberikan apa yang disukai.
Suatu ketika Vara berlari sambil menangis tersedu dan berkata : "Ayah ..... sekarang ayah boleh pinjam mainan Vara ini, tapi ayah jangan marah ke Vara ya..." Sang ayah tersenyum bahagia dan menggendong si kecil dengan penuh kasih sayang. Beberapa hari berselang Vara histeris dan berlari menemui sang ayah dan berkata : "Ayah..., mainan Vara tadi ada di laci kamar, katanya ayah mau simpan?" Sang ayah dengan bijak berkata: "Sekarang Vara boleh miliki mainan itu".
Dari kisah diatas ada sebuah pesan bahwa Alloh dengan penuh kesabaran dan kasih sayang menunggu umat-NYA memberikan apa yang paling disukai di dunia ini dan bergantung hanya kepada Alloh semata. Lantas pertanyaannya apakah kita mampu meninggalkan kecintaan kita terhadap dunia, kemaksiyatan yang selalu kita perbuat, keangkuhan yang kita miliki, harta kekayaan,pangkat derajat, keluarga kita, bahkan jiwa kita sekalipun .... hanya kepada Alloh? Karena itulah sesungguhnya yang harus kita lakukan sebagai hamba Alloh tanpa harus menunggu saatnya Alloh memberi peringatan.
Labels: menasehati hati
Post a Comment