Hadirnya malaikat maut

Lalu hadir malaikat maut, malaikat rahmat dan malaikat ‘adhab. Alloh Ta’alaa berkata : “He malaikat maut, tinggalkan sejenak hamba-Ku supaya istirahat sejenak, hingga sampai tempurung kaki nyawanya, diulangi lagi tinggalkan hingga nyawanya sampai tenggorokan (chulqum)”
Lalu Allah Ta’alaa berkata : “He, malaikat maut biarkan sejenak hamba-Ku supaya ruhnya berpamitan dengan semua anggota badannya".
Ketika itu manusia yang naza' tersebut hanya bisa melihat namun sudah tidak dapat mendengar apa-apa apalagi kaki dan tangan sudah tidak dapat digerakkan.
Dalam situasi tersebut menurut al-Hadist Rasulullah s.a.w dikatakan lalu datanglah syethan yang dilaknat dari arah kepalanya, iblis/syethan berucap : “Sekarang dirimu haus sekali , kalau engkau ingin minum akan aku beri tapi tinggalkan agamamu Islam, sebutkan Tuhan ada banyak katakan ada dua atau tiga. Saat itu manusia merasakan haus sekali, iblis juga dapat menyamar seperti ayahnya atau ibunya, atau orang-orang yang dikagumi dimasa hidupnya dan berucap, “Aku (syethan) sudah merasakan mati, sesungguhnya yang benar itu agama Yahudi bukan agama Islam”
Lalu syethan menyamar jadi guru yang sudah mati lalu berucap : “He muridku aku sudah terlebih dahulu merasakan mati, ternyata agama yang benar adalah agama Nasrani, maka dari itu katakan kalau Tuhan itu ada tiga Bapak, Ibu dan Putra”. Seandainya manusia tersebut tidak mendapat pertolongan Alloh tentu akan terpengaruh oleh godaan syethan.
Syethan juga menggoda dengan membawa air Zulal yang dingin dalam sebuah gelas dan di tuangkan dihadapan manusia yang sedang naza’. Syethan bersedia memberikan air tersebut kepada manusia yang sedang naza’ (manusia tersebut tidak tahu kalau itu syethan) dan berucap “ Yakinkan dihatimu bahwa dunia itu kekal, qodim dan tidak ada yang mencipta dan Muhammad s.a.w itu tidak benar ajarannya.
Jika manusia tersebut mendapat pertolongan Alloh, dengan kata lain tidak menurut godaan syethan lalu hadirlah malaikat Ruuman yang menghibur dan memberikan khabar gembira yang sesungguhnya, mengatakan supaya bersenang hati sebab akan menjadi ahli surga dan mati dalam keadaan Islam.
Jadi bila saat hidupnya senang melakukan hal-hal yang kufur dan perbuatan maksiyat, senang dengan kelakuan orang kafir ketika naza’nya tentu akan menuruti ajakan dan godaan syethan.[Dikutip dari Kitab Tashawwuf dan Aqo-id]
Labels: menasehati hati

Comments