Ruh manusia dihadapkan kepada Alloh Ta'alaa
Oleh malaikat rahmat, manusia yang ahli sa’adah ruhnya dihadapkan kepada Alloh Ta’alaa, lalu Alloh Ta’alaa mengatakan supaya dibawa turun lagi ditempatkan dirumahnya supaya tahu tubuhnya saat itu sedang dimandikan. Ruh tersebut tahu siapa saja yang berbela sungkawa dan siapa yang tidak, tapi dia tidak bisa berucap apa-apa, hanya memohon kepada Alloh Ta’alaa.Dan berkata kepada yang memandikan: “Wahai kalian yang memandikanku jangan berlama-lama kalian memandikanku sebab rasa pedih ketika naza’ belum juga hilang. Begitu juga ketiga air diguyurkan “Jangan terlalu panas dan jangan terlalu dingin kalian memandikanku sebab luka-luka ketika naza’ belum juga hilang. Jangan terlalu kasar kalian menggosok badanku karena lukaku belum hilang ketika ruh keluar dari jazadku.
Setelah selesai jazad tersebut dimandikan lantas diletakkan untuk dikafankan dan ketika kedua kaki diikat saat itu berucap yang tidak dapat didengar manusia dan jin.”Jangan kalian tutup kepala dan wajahku supaya aku bisa melihat wajah ahli warisku dan saudara-saudaraku, sesungguhnya ini hari terakhir aku dapat melihat ahli warisku yaitu hari perpisahan hingga bertemu lagi kelak dihari Qiyamat”
Ketika jazad tersebut dibawa keluar rumah berucap lagi : “Billah a’laikum yaa jama’ah, jangan tergesa kalian membawa aku, aku ingin berpamitan dengan rumahku dan ahli warisku. Aku meninggalkan istriku yang jadi janda dan anak-anakku yang jadi yatim, jangan kalian hina di hari ini, aku keluar rumahku dan tak akan kembali untuk selama-lamanya.
Kemudian saat jazad diletakkan di keranda lalu berucap “Billah ‘alaikum yaa jama’ah, jangan tergesa membawa aku sebab aku ingin mendengarkan suara pada ahli warisku dan anak-anakku sebab hari ini hari terakhir aku dapat mendengar suara mereka sampai hari Qiyamat”.[Dikutip dari Kitab Tashawwuf dan Aqo-id]
Setelah selesai jazad tersebut dimandikan lantas diletakkan untuk dikafankan dan ketika kedua kaki diikat saat itu berucap yang tidak dapat didengar manusia dan jin.”Jangan kalian tutup kepala dan wajahku supaya aku bisa melihat wajah ahli warisku dan saudara-saudaraku, sesungguhnya ini hari terakhir aku dapat melihat ahli warisku yaitu hari perpisahan hingga bertemu lagi kelak dihari Qiyamat”
Ketika jazad tersebut dibawa keluar rumah berucap lagi : “Billah a’laikum yaa jama’ah, jangan tergesa kalian membawa aku, aku ingin berpamitan dengan rumahku dan ahli warisku. Aku meninggalkan istriku yang jadi janda dan anak-anakku yang jadi yatim, jangan kalian hina di hari ini, aku keluar rumahku dan tak akan kembali untuk selama-lamanya.
Kemudian saat jazad diletakkan di keranda lalu berucap “Billah ‘alaikum yaa jama’ah, jangan tergesa membawa aku sebab aku ingin mendengarkan suara pada ahli warisku dan anak-anakku sebab hari ini hari terakhir aku dapat mendengar suara mereka sampai hari Qiyamat”.[Dikutip dari Kitab Tashawwuf dan Aqo-id]
Labels: menasehati hati
Post a Comment